Wednesday, January 31, 2024

Darah Yesus

Yesus Kristus adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia saat hidup di bumi. Darah manusia mengalir dalam pembuluh darah-Nya. Ketika Yesus mati di salib, darah itu mengalir dari tubuh-Nya sebagai korban untuk dosa. Darah itu memberi damai bagi dosa-dosa dunia. Pendamaian berlaku bagi siapa pun yang percaya pada Yesus. Kita menerima hidup kekal melalui kematian dan kebangkitan-Nya.

Bagaimana kematian Yesus terkait dengan korban darah dalam Perjanjian Lama? Apa artinya dilindungi oleh darah Yesus? Ketika orang-orang menyanyikan, "Ada kekuatan dalam darah," apa makna lirik tersebut? Artikel ini akan membahas jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dan lebih banyak lagi.

Korban hewan sudah ada sejak keluarga pertama di bumi. Tuhan menerima korban darah Abel tetapi tidak menerima korban hasil bumi dari Kain (Kejadian 4:3-5).

Tuhan memberikan petunjuk eksplisit kepada Musa tentang kapan dan bagaimana melakukan korban. Hewan-hewan tersebut harus sempurna, tanpa cela. Mengapa Tuhan memerintahkan korban darah hewan dalam Perjanjian Lama? Apakah itu benar-benar menghapus dosa-dosa manusia? Tidak, bukan begitu saja.

". . . tidak mungkin darah lembu dan kambing menghapus dosa." (Ibrani 10:4)

Korban dari hewan-hewan ini sangatlah simbolis. Mereka menunjuk kepada kematian di masa depan: korban yang sempurna, sekali dan untuk selamanya. Dosa dapat ditutupi. Murka Tuhan terhadap dosa dapat dipuaskan melalui penggantian oleh yang lain. Namun bukan oleh hewan, melainkan oleh Putra-Nya yang sempurna. Dia adalah Sang Imam Besar dan korban itu sendiri.

"Tetapi ketika Kristus muncul sebagai Imam Besar dari hal-hal yang baik yang akan datang, Ia masuk melalui kemah yang lebih besar dan lebih sempurna, bukan yang dibuat dengan tangan, yaitu bukan dari ciptaan ini. Dan bukan dengan darah kambing dan lembu, tetapi dengan darah-Nya sendiri, Ia masuk ke tempat kudus sekali untuk selamanya, setelah mendapatkan penebusan yang kekal.

Sebab jika darah kambing dan lembu, dan abu sapi yang diberikan kepada orang yang najis, dapat menguduskan untuk pemurnian daging, maka betapa lebih besar lagi darah Kristus, yang oleh Roh kekal membawa diri-Nya tanpa cela kepada Allah, dapat menyucikan hati nurani kita dari perbuatan mati untuk beribadah kepada Allah?” (Ibrani 9:11-14)

Imamat 17:11  “Sebab nyawa makhluk ada dalam darah, dan Aku telah memberikan hal itu kepadamu di atas mezbah untuk melakukan pendamaian bagi jiwa-jiwamu, sebab oleh darah terjadi pendamaian oleh nyawa.”

Imamat 1:4-5 “Kamu harus meletakkan tanganmu di atas kepala korban bakaran, dan itu akan diterima bagi dirimu untuk melakukan pendamaian bagimu. 5 Kamu harus menyembelih lembu muda itu di hadapan TUHAN, dan kemudian anak-anak Harun, para imam, harus membawa darahnya dan mencipratkannya ke sisi mezbah di pintu masuk kemah pertemuan.”

Keluaran 12:13 (KJV) “Dan darah itu akan menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu berada: apabila Aku melihat darah itu, Aku akan lewat melintasimu, sehingga tidak akan ada malapetaka menimpa kamu, apabila Aku memukul tanah Mesir.”

Imamat 9:9 “Anak-anaknya membawakan darah kepadanya, dan ia mencelupkan jarinya ke dalam darah itu dan meletakkannya pada tanduk-tanduk mezbah; sisanya dari darah itu dicurahkan pada dasar mezbah.”

Imamat 5:9 (NLT) “Lalu ia akan mencipratkan sebagian dari darah persembahan penghapus dosa itu ke sisi-sisi mezbah, dan sisanya dari darah itu akan dituangkan pada dasar mezbah. Ini adalah persembahan karena dosa.”

2 Tawarikh 29:22 “Maka mereka menyembelih lembu-lembu, dan para imam mengambil darahnya dan mencipratkannya ke atas mezbah; selanjutnya mereka menyembelih domba-domba jantan dan mencipratkan darahnya ke atas mezbah; kemudian mereka menyembelih anak-anak domba dan mencipratkan darahnya ke atas mezbah.”

Keluaran 24:8 (NIV) “Musa lalu mengambil darah itu, menyiramkannya ke atas umat itu, dan berkata, “Inilah darah perjanjian yang telah diadakan TUHAN dengan kamu sesuai dengan segala perkataan ini.”

Imamat 1:15 “Kemudian imam harus membawanya ke mezbah, memutarkan kepalanya, dan membakarnya di atas mezbah; darahnya harus dituangkan di sisi mezbah.”

Imamat 4:18 “Dia juga harus mencipratkan sebagian dari darah itu pada tanduk-tanduk mezbah yang ada di hadapan TUHAN dalam Kemah Pertemuan, dan sisanya dari darah itu harus dituangkan pada dasar mezbah pembakaran di pintu masuk Kemah Pertemuan.”

Ibrani 9:11-14 “Tetapi ketika Kristus datang sebagai Imam Besar dari hal-hal yang baik yang sudah ada,[a] Ia masuk melalui kemah yang lebih besar dan lebih sempurna yang bukan dibuat dengan tangan manusia, yaitu bukan dari ciptaan ini. 12 Ia tidak masuk dengan darah kambing dan lembu, tetapi dengan darah-Nya sendiri; Ia masuk satu kali untuk selamanya, dengan demikian memperoleh penebusan yang kekal. 13 Darah kambing dan lembu serta abu lembu yang dicampurkan dengan air dan disiramkan ke atas orang yang menjadi najis menatakan mereka untuk kebersihan jasmaniah. 14 Betapa lebih lagi darah Kristus, yang oleh Roh kekal membawa diri-Nya tanpa cela kepada Allah, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan mati, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup!”

Wednesday, May 17, 2023

TAHU ‘EASY’ ATAU TAHU ISI?

Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya” (brani 12 : 5)

Judul hari ini kalau dibaca bunyinya sama tetapi pengertiannya berbeda. Tiba-tiba saja melintas judul ini saat menulis. Tahu easy kalau diterjemahkan bahasanya memiliki arti 'tahu gampang' alias tidak mau repot/susah. Sedangkan ketika menyebut nama tahu isi, pikiran kita langsung membayangkan sebuah kudapan gorengan tahu yang berisi sayuran atau daging. Namun, bukan hal itu yang akan kita bahas dalam isi renungan hari ini.

Bagaimana kebiasaan anak kecil? Anak kecil biasanya tidak mau repot, tidak mau susah, dan ingin segala sesuatunya instant. Kalau Anda masih memiliki kebiasaan seperti itu, berarti Anda dikategorikan masih ‘anak kecil' meskipun secara umur sudah tua. Hasil yang maksimal tidak akan tercapai dan bertahan lama bila diraih dengan cara instant. Anda mungkin harus sedikit repot dan mengalami kesulitan pada awal membangunnya. Namun, yakinlah, ketika Anda mau berproses, usaha tidak pernah menipu hasil akhir. Sama halnya ketika Tuhan mempercayakan karunia kepada kita, tidak muncul begitu saja. Kita harus memiliki pengertian yang benar terlebih dahulu mengenai karunia, bagaimana cara mengembangkannya, bagaimana mempraktikkannya dalam kehidupan kita, dan bagaimana memelihara karunia tersebut sehingga menjadi lebih tajam dan bertambah-tambah di dalam kehidupan kita.

Ibrani mengingatkan kita kembali akan nasihat Kitab Amsal, ”Jangan anggap enteng didikan Tuhan”. Seseorang yang dewasa rohnya akan siap ketika menerima didikan Tuhan, ia tidak menganggapnya remeh. Didikan Tuhan tidak selalu berupa pendisiplinan, tetapi kadang terjadi saat kita dipercaya mengemban sebuah kepercayaan. Ketika kita merasa sudah melakukan kepercayaan itu dengan sebaik-baiknya, tetapi ternyata ekspektasinya tidak seperti itu. Malah yang terjadi adalah kita menerima koreksi, teguran, bahkan evaluasi.

Bagaimana kita berespon? Di situlah Allah sedang mendidik kita. la sedang mengajar kita untuk tetap memiliki kerendahan hati, penundukan diri, dan kerelaan hati untuk menerima koreksi, teguran, bahkan evaluasi.

Selanjutnya dikatakan, “Janganlah putus asa apabila engkau peringatkan-Nya”. Ini berarti ketika kita menerima didikan tersebut, hati kita harus tetap terjaga aman, jangan terganggu karenanya. Justru di sinilah Tuhan sedang menunjukkan betapa la sangat menjaga langkah kita agar tidak mudah tergelincir saat menerima kepercayaan. Biarlah semakin kita tahu apa yang benar, semakin kita mengisi hati dan pikiran kita dengan hal-hal yang mendatangkan damai sejahtera. (LA)

Tuesday, May 16, 2023

KHARISMA VS KARAKTER

“Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7: 22-23)

Karisma adalah istilah bahasa Yunani untuk karunia atau talenta. Pada dasarnya setiap kita punya karunia dan kita mempunyainya berbeda satu dengan yang lain. Sebenarnya ada dua macam karunia. Yang pertama bersifat jasmani, misalnya karunia bermain sepak bola, karunia bernyanyi. Yang kedua adalah karunia rohani, yaitu karunia yang diberikan Tuhan yang bersifat supranatural, seperti karunia bernubuat, karunia membedakan roh, karunia kesembuhan. Gereja yang percayaatau mempraktekkan karunia Roh, disebut Gereja Karismatik.

Setiap karunia memang harus dikembangkan hingga bertumbuh maksimal, tetapi jangan terlalu berbangga dengannya. Jangan pernah membandingkan karunia Anda dengan karunia orang lain. Mengapa? Karena karunia itu pemberian Tuhan. Karunia itu seperti hadiah, bahkan hadiah yang diberikan tanpatergantung dengan kontribusi kita.

Bagaimana dengan karakter? Alkitab menuliskan karakter itu dengan istilah buah Roh. Karakter bukan seperti sidik jari yang lahir bersama dengan kita dan tidak bisa diubah. la tidak lahir bersama kita, kita yang bertanggung jawab untuk membentuknya.

Secara umum karakter dapat diartikan: jati diri kita, yaitu siapa diri kita. Setiap kita bertanggung jawab membentuknya, tetapi karakter yang unggul tidak terbentuk dengan gampang, melainkan melalui kesesakan, penderitaan dan kegigihan.

Bacaan Firman di atas memperingatkan tentang orang yang berkarunia supranatural seperti bernubuat dan menyembuhkan orang sakit, tetapi ditolak masuk surga karena ia tidak mempunyai buah Roh, atau tidak mempunyai karakter yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan kalimat: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Jadi, di dalam kehidupan ini jangan hanya mengembangkan karunia saja, tetapi utamakanlah juga mengembangkan karakter Anda. Pembentukan karakter memang tidak terjadi secara gampang, diperlukan proses melalui penderitaan yang sering kita alami.

Karisma dapat membuat seseorang sukses sampai ke puncak, tetapi karakterlah yang dapat mempertahankan kesuksesan tetap ada di puncak. Sehebat apa pun kharisma Anda, itu hanya berguna di dunia yang sementara ini. Namun, jika Anda berkarakter unggul, karakter itu akan terus Anda bawa sampai kepada kekekalan. Sehebat apa pun kharisma Anda, jika Anda berkarakter tidak baik, Anda bisa ditolak masuk Kerajaan Allah karena Allah tidak mengenal Anda. (DD)

Monday, May 15, 2023

MENGUATKAN JIWA

“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”(Mazmur 42:5)

Ada seorang datang kepada psikolog untuk berkonsultasi. Orang ini mengeluh bahwa hidupnya sangat tertekan, penuh dengan goncangan. Kalau malam, dia tidak bisa tidur sehingga harus mengonsumsi obat tidur, makan tidak enak, dan masih banyak lagi yang dia keluhkan. Dia ingin terlepas dari tekanan ini, agar dapat bersukacita, bebas dari rasa khawatir, cemas yang berlarut-larut, serta bebas dari macam-macam hal yang menekankan jiwanya.

Lalu apa jawaban psikolog terkenal itu? Dia menjawab, saya anjurkan supaya Anda bergembira dalam hidup ini. Pergilah untuk menonton pertunjukkan komedi terkenal yang akan pentas malam ini. Pasti Anda akan tertawa, perut Anda akan tergoncang dan gembira serta Anda akan bahagia. Lalu orang itu menjawab, "tidak perlu". Psikolog itu bertanya heran, "loh kenapa?". Karena komedian terkenal yang akan tampil malam ini adalah saya sendiri.

Tak ada jaminan bagi pengikut Kristus bahwa ia akan imun dari perasaan tertekan, kekhawatiran, atau kekeringan rohani. Berhadapan dengan kondisi zaman yang penuh dengan segala tuntutan yang terkadang tanpa batasan, kegagalan, konflik, doa yang tidak terjawab, kehilangan orang terkasih, dan tekanan pekerjaan, kondisi stres dan kekeringan rohani merupakan sesuatu yang tak terhindarkan bagi siapapun. Bahaya terbesar dari kondisi tersebut adalah ibarat kita sedang menggunakan kacamata gelap untuk melihat dunia, sehingga pandangan kita pada dunia menjadi gelap. Kita menjadi lelah, tiada pengharapan, menjadi lebih sensitif, dan melihat semuanya dengan sudut pandang yang keliru. Akhirnya kita dapat terjebak pada perasaan mengasihani diri sendiri, terlalu terfokus kepada perasaan pribadi, yang akhirnya mengaburkan kita dari melihat Pribadi Allah. Jika masalah ini tidak seger diselesaikan, tinggal menunggu waktu untuk kita menjadi burn out, atau bahkan depresi dan kejatuhan dosa yang lebih dalam.

Daud memutuskan untuk berbicara kepada dirinya sendiri (Self Talk), sebuah ungkapan jujur, tetapi bukan sekedar mengungkapkan dirinya, melainkan mengingatkan jiwanya akan komitmen kepercayaan kepada pribadi Tuhan. Tentu hal ini tidak mungkin dilakukan ketika keadaan sulit dan tertekan, melainkan dalam kondisi baik/tenang melalui kedisiplinan membangun relasi dengan Tuhan dan FirmanNya. Mazmur 62:11-12, "Satu kali Allah berfirman, dua ha/ yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan;" Melalui firmanNya, Daud mengenal bahwa Tuhan itu pribadi penuh kasih setia dan kuasa, dan itulah yang dia ingatkan kepada jiwanya. Apakah yang kita ingatkan pada jiwa kita? (HA)

Sunday, May 14, 2023

TANDA-TANDA YANG SERTAI ORANG PERCAYA

“Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” (Markus 16 : 17-18)

Ayat ini adalah sebuah janji dari 'wasiat' yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum IA terangkat ke surga. Biasanya bila kita menerima sebuah wasiat dari seseorang yang akan atau yang telah meninggal dunia, maka apa yangia sampaikan dan apa yang terdapat dalam surat wasiat mutlak dilakukan atau dipatuhi oleh orang yang menerima wasiat tersebut. Kesannya, wasiat itu sangat berpengaruh terhadap kehidupan orang yang menerimanya dan pantang untuk dibatalkan.

Bila hukum di dunia begitu melegalisir sebuah surat wasiat yang disampaikan oleh manusia, maka bisa kita bayangkan betapa powerfulnya wasiat yang disampaikan oleh Yesus secara langsung kepada murid-muridNya sebelum IA terangkat ke surga; Lalu la berkata kepada mereka: Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum (Markus 16 : 15-16). Bila wasiat ini dilakukan oleh para murid maka ada janji yang akan mereka terima, yaitu tanda-tanda yang menyertai orang-orang percaya. Jadi, jelas bahwa wasiat/amanat itu harus dilaksanakan terlebih dahulu baru janji/upah akan menyertainya.

Apakah Anda adalah murid Kristus? Jika ya, berarti Anda pun harus melaksanakan yang Yesus sampaikan. Sudahkah Anda memberitakan Injil Kristus? Sudahkah Anda membawa jiwa untuk mengenal Kristus dan mengalami lahir baru? Jika belum, sekaranglah waktunya. Jangan takut! Yang perlu Anda lakukan adalah mau melangkah, mau taat, mau mengaplikasikan apa yang sudah dikaruniakan kepada Anda.

Sedikitnya ada 5 tanda yang menyertai bila melakukan amanat dari Tuhan Yesus;

1. Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku. Ingat! Kita orang-orang percaya diberi kuasa untuk mengusir setan-setan. Jadi, jangan takut sama setan!

2.Mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka. Artinya, Tuhan akan mengaruniakan kepada kita karunia bahasa roh yang berfungsi membangun manusia roh kita.

3.Mereka akan memegang ular. Ini artinya kita diberi kuasa untuk menaklukkan hal-hal yang mematikan atau dapat membinasakan tubuh.

4.Sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka. 

Ini bukan berarti mencobai diri kita, namun ada jaminan perlindungan dari Tuhan Yesus.

5.Mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.


Apakah Anda percaya? (LA)